PROFIL PRIBADI MUSLIM

Al-Qur'an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan peribadi muslim. Peribadi muslim yang  dikehendaki oleh Al-Qur'an dan sunnah adalah peribadi yang shaleh, peribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT. 

Persepsi masyarakat tentang peribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada peribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. 

Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim. 

  1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana sabda nabi yang artinya: 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah, Tuhan semesta alam' (QS 6:162). 

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da'wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid. 

  2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul SAW yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: 'shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.' Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. 

  3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kukUh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. 

Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman yang artinya: 'Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung' (QS 68:4). 

  4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sihat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. 

Oleh karena itu, kesihatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: 'Mu'min yang kuat lebih aku cintai daripada mu'min yang lemah' (HR. Muslim). 

  5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur'an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: 'pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.' Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: 'Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). 

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktiviti berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. 

Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang ertinya: Katakanlah: samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?; sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9). 

  6. Mujahadatul Linafsihi.

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu keperibadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karana setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. 

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam)(HR. Hakim). 

  7. Harishun Ala Waqtihi.

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. 

Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap hari, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: 'Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.' Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. 

Oleh karana itu setiap muslim amat dituntut untuk mengunakan waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi.

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk keperibadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang berkait dengan masalah ubudiyah mahu pun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. 

Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya. 

  9. Qodirun Alal Kasbi.

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemahiran, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan perinsip yang telah dianutnya karana tidak memiliki kemahiran dari segi ekonomi. Karana itu peribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia boleh menunaikan haji dan umrah, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karana itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur'an mahupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. 

Dalam kaitan menciptakan kemahiran inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau keterampilan. 

  10. Nafi'un Lighoirihi.

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karana bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini bererti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk biasa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak biasa mengambil peranan yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). 

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. 

 Oleh : Drs. H. Ahmad Yani

Bentuk-bentuk Akhlak

Bentuk-bentuk Akhlak dengan Allah :

1.Mengenal Allah dengan yakin
2.Merasakan kebesaran Allah
3.Merasa takut dengan siksaan Allah
4.Merasa senantiasa diawasi Allah
5.Merasa rendah diri terhadap Allah
6.Meredhoi setiap takdir dan ketentuan-Nya
7.Sabar atas ujian Allah
8.Mencintai Allah lebih dari pada yang lain dan selalu mengingat-Nya
9.Tawakal kepada Allah dan mengaharapkan rahmat-Nya
10.Rindu kepada surga dan pertemuannya dengan Allah

Bentuk-bentuk akhlaq kepada manusia

1.Mencintainya sebagaimana mencintai dirinya sendiri
2.Merasa gembira dengan kegembiraannya begitu pula bersedih
3.Mengharap kebaikan buatnya dan terjauh dari bencana
4.Benci terhadap kejahatannya tetapi kasihan terhadapnya dan menasihatinya
5.Kebaikannya ditiru, kejelekannya diperbaiki dan dirahsiakan
6.Mengenang jasanya dan membalasnya karana Allah
7.Memaafkannya dan sanggup meminta maaf pula
8.Berlapang dada dan berbaik sangka dengan manusia.

AKHLAK MUSLIM


"Jagalah dirimu dari perkara-perkara yang haram nescaya anda menjadi manusia yang paling 'abid, dan terimalah dengan penuh kerelaan akan pembahagian yang telah ditentukan Allah kepada anda nescaya anda akan menjadi manusia yang paling kaya, berbudilah kepada jiran anda, nescaya anda  menjadi mu'min yang sebenar, dan cintailah kepada orang lain apa yang dicintai anda untuk diri anda sendiri, nescaya anda menjadi seorang muslim yang sebenar, dan janganlah banyak ketawa kerana banyak ketawa itu akan mematikan hati.(diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari abu Hurairah)

Perintah yang terkandung dalam hadis di atas :

1) Menjauhi perkara-perkara yang diharamkan

Untuk mencapai darjat para muttakim, siddiqin, a'bidin dan solihin, seseorang itu perlu berusaha sedaya upaya menghindari dirinya dari terjerumus ke dalam perkara-perkara maksiat dan haram seperti makanan, minuman, perbuatan, tutur kata, pendengaran, penglihatan dan tindakan.Usaha bagi menghindari perkara-perkara ini amatlah rumit kerana ia biasanya begitu hebat mempersonakan keinginan dan kecenderungan hati.

2 Relakan kurniaan dari Allah

Untuk mencapai ketenteraman jiwa, seseorang muslim itu haruslah membentuk sifat-sifat qanaah(berpada) sifat tidak tamak dan haloba dalam memenuhi keperluan hidup apabila ia merasa cukup dan rela serta bersyukur maka ia merasa dirinya selaku orang yang paling kaya di dunia.

3. Hubungan baik dengan jiran

Untuk mencapai ketenteraman sosial setiap Muslim haruslah menjalankan hubungan yang baik dan mesra dengan jiran tetangga kerana mereka adalah kelompok manusia yang paling hampir dengan kita selain ahli keluarga yang lain.

4. Cintakan orang lain

Islam adalah agama kasih sayang dan damai dari kekusutan hidup. Oleh itu setiap Muslim haruslah menaruh rasa kasih sayang terhadap orang lain sama dengan perasaan kasih terhadap dirinya sendiri. Apa yang tidak disukainya berlaku kepada dirinya harus pula tidak disukainya berlaku pada orang lain.

5. Jangan banyak ketawa

Ketawa pernah disifatkan sebagai "ubat jiwa". Akan tetapi sesuatu ubat akan berubah menjadi racun apabila berlebihan akan membuatkan seseorang itu tidak serius dalam kerja dan kehidupannya dan membuatkan hati nuraninya mati dalam keseronokan dan fikirannya tidak tajam dengan banyak ketawa. Barangsiapa banyak ketawa didunia dia akan menangis di akhirat dan barangsiapa menangis di dunia dia akan ketawa di akhirat.


Adab sopan ketika berdoa

Sebagai umat Islam kita yakin dengan hidayat dan nikmat Allah, kita sering berdoa memohon sesuatu daripada-Nya. Justeru, kita menadahkan tangan, terutama ketika kita menghadapi pelbagai kesulitan hidup. 

               Allah berfirman bermaksud: 

               "Berdoalah, nescaya aku perkenankan untukmu". 

               Dalam sebuah kitab Hikam ada dijelaskan mengenai konsep doa. Menurut
               kitab itu, apabila Allah melepaskan lidahmu untuk memohon, ketahuilah bahawa
               Allah ingin memberikan pertolongan mengikut apa yang dipohon. Oleh yang
               demikian, berdasarkan doa itu sendiri yang berfungsi sebagai jiwa ibadat, maka
               proses doa itu adalah permohonan yang diatur dalam bentuk ayat yang
               menyatakan suara hati seseorang hamba. 

               Ketenangan jiwa akan diperolehi apabila segala kesulitan yang membabitkan
               diri manusia dilepaskan kepada Allah. Permohonan itu disusun dengan penuh
               perasaan. Selepas itu jiwa kembali jernih, murni selepas dibulatkan segala
               permasalahan - dalam bentuk jalinan kalimat, ditujukan pula kepada Allah. 

               Bertepatan dengan konsep doa itu sendiri sebagai perantara yang membabitkan
               suatu ruang waktu yang tiada had dan batasnya, maka Allah sendiri menyuruh
               setiap hambanya berdoa tanpa mengira keadaan dan masa. 

               Sebenarnya bentuk doa akan diperkenankan mengikut ketentuan Tuhan, asal
               saja doa atau permohonan itu menuju ke arah kebaikan untuk diri, keluarga,
               masyarakat dan umat sejagat. 

               Isi doa juga sewajarnya mengandungi unsur-unsur kesejahteraan umat,
               memohon untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat, murah rezeki, sihat tubuh
               badan, tambahkan ilmu pengetahuan dan keimanan. 

               Islam melarang keras berdoa kepada Allah dengan motif yang tidak baik dan
               bertujuan jahat, umpamanya seseorang memohon kepada Allah: 

                                      "Ya Allah, cabutlah nyawaku, aku tidak sanggup lagi 
                                      menghadapi kesusahan di dunia ini." 

               Rasulullah tidak pernah memohon doa bertujuan untuk merosakkan umat
               manusia, biar pun baginda seringkali menderita kerana perbuatan orang lain
               terhadapnya. 

               Ruang hidup dan situasi untuk kita bertindak begitu luas. Misalnya, seseorang itu
               gagal dan kecewa dalam sesuatu bidang yang disertainya, sesekali perlulah
               beralih ke bidang lain yang berlainan, insya-Allah dengan semangat dan motivasi
               yang baru, Allah akan menitipkan rahmat dan nikmat-Nya. Seiring itu juga, kita
               perlu memperbanyakkan ibadat kepada Allah, kuatkan semangat serta berdoa
               setiap masa. 

               Ketidaksesuaian sewaktu berdoa turut mempengaruhi kesempurnaan berdoa.
               Di masjid atau surau dapat dilihat jemaah dalam pelbagai aksi sewaktu imam
               melafazkan doa, ada yang memegang sapu tangan, buku dan majalah. Tak
               kurang juga yang suka mencuit-cuit sesama sendiri. 

               Keadaan sebegitu tentunya tidak manis dan tidak sesuai pula dalam suatu
               keadaan yang begitu mengharapkan pertolongan Allah. Kita sewajibnya berada
               dalam keadaan penuh khusyuk, rasa rendah diri mengharapkan pertolongan
               Allah saja. 

               Beberapa adab sopan seperti yang dianjurkan oleh agama perlulah sama-sama
               diikuti sewaktu memohon pertolongan dari Allah. Imam Al-Ghazali
               menyenaraikan perkara itu dalam Kitab Ihya Ulumu Din Jilid 1, halaman
               306-309. Antaranya ialah: 

               1. Pada Hari Arafah, bulan Ramadan, hari Jumaat dan waktu sahur. 
               2. Dalam keadaan yang khusyuk seperti waktu sujud 
               3. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan sampai ke garis ketiak, bukan
               atas lutut. 
               4. Merendahkan suara, hanya sekadar dapat didengar oleh orang yang ada di
               sisi kita. 
               5. Tidak perlu menggunakan kata-kata bersajak, cukuplah dengan kata-kata
               yang sederhana serta merendahkan diri, tidak perlu berirama, namun
               diutamakan doa yang berasal daripada Rasulullah s.a.w. dan sahabat. 
               6. Mempercayai dan berkeyakinan dengan doa itu. Tidak kecewa dan gelisah
               jika doa belum lagi diperkenankan. 
               7. Memulakan doa dengan memuji Allah, jangan terus memohon apa yang
               dihajati. 
               8. Taubat sebelum berdoa. 
                 

              

Adab - Adab Pergaulan.

Dipetik daripada Kitab Mau'izatul Mu'minin, karya Imam Al-Ghazali

Jika kamu ingin berbual secara baik dan sopan, maka ikutilah petunjuk-petunjuk ini :

Hadapilah kawanmu atau musuhmu itu dengan wajah yang menunjukkan kegembiraan dan kerelaan serta penuh kesopanan dan ketenangan. Jangan sekali-kali kamu menampakkan sikap angkuh, sombong dan berasa tinggi diri. Rendahkanlah dirimu tapi bukan kerana perasaan kurang harga diri. Dalam segala hal, letakkan menurut ukuran yang pertengahan, sebab sesuatu yang berlebihan dari segala macam perkara itu pasti tidak baik dan tercela.

Jangan gemar melihat di kedua sampingmu, kanan atau kiri. Jangan pula banyak menoleh ke mana-mana. Jangan pula terlampau tajam memandang orang lain. Jikalau engkau duduk, maka janganlah seolah-olah sebagaimana orang yang tidak tenang duduknya dan seperti orang yang hendak melompat-lompat sahaja.

Usahakanlah supaya dudukmu itu sentiasa tampak tenang, kata-katamu selalu teratur dan tertib. Dengarlah hati-hati percakapan orang yang ada di mukamu, tanpa menunjukkan kehairanan yang amat sangat. Jangan pula engkau biasa meminta orang lain mengulangi perbicaraannya. Jikalau ada hal-hal yang mentertawakan, maka diamlah secepat mungkin.

Janganlah dalam bercakap-cakap itu engkau membanggakan dirimu sendiri, anak-anakmu, rambutmu, karangan-karanganmu atau apa sahaja yang engkau anggap suatu keistimewaan dalam dirimu atau keluargamu.

Jikalau engkau berdebat, pegang teguhlah kesopanan. Janganlah engkau dianggap manusia yang bodoh dan tolol oleh orang lain, terutama oleh lawanmu. Jauhkanlah sikap tergesa-gesa, fikirkanlah masak-masak hujah atau bantahanmu. Jangan sesekali berisyarat dengan menggunakan tangan dan jangan pula suka menoleh ke belakang. Jikalau engkau sedang marah, diamlah dulu dan setelah reda kemarahanmu, ucapkanlah isi hatimu dengan baik. 

LIMA PERKARA YANG MESTI DISEGERAKAN

Dari Hatim Al-Asom :

"Terburu-buru itu termasuk sifat syaitan, kecuali pada lima tempat , maka ia termasuk sunnah Rasulullaah saw:

1) Memberi makan tetamu, bila ia datang berkunjung.
2) Menyiapkan perkuburan mayat bila telah mati.
3) Mengahwinkan anak perempuan, bila cukup umur.
4) Membayar hutang, bila telah sampai masanya.
5) Bertaubat dari dosa, bila ia telah melakukannyaa.


LIMA PESANAN DARI SYAIKH AL -BALKHI

"Ambil olehmu lima perkara kemudian amalkan :
1) Sembahlah Allah sebanyak keperluanmu kepadaNya.
2) Ambil apa-apa dari dunia menurut keperluan selama umurmu didalamnya.
3) Lakukan maksiat kepada Allah, menurut kemampuanmu memikul azabNya.
4) Persiapkan bekal didunia untuk selama kamu tinggal didalam kubur.
5) Beramallah untuk syurga, menurut lamanya masa yang kamu inginkan untuk tinggal didalamnya."


HARTA BERTIMBUN BOLEH MENYEBABKAN LIMA PERKARA

Dari Sufyan Sauri :
"Tiada berkumpul harta disisi seseorang pada zaman ini, melainkan timbul didalam dirinya lima perkara :
1) Panjang angan-angan.
2) Sentiasa tamak.
3) Sangat kedekut.
4) Berkurang waraknya.
5) Lupa kepada akhirat

20 PERKARA JANGAN DILAKUKAN

Sesungguhnya dalam hidup kita dikelilingi oleh perkara-perkara yang menyeronokkan. Tetapi itulah sesungguhnya yang mendatangkan keburukan kepada kita. Dibawah ini terdapat 20 perkara JANGAN yang seharusnya kita ambil ikhtibar. Tidak dapat dinafikan ada terdapat perkara-perkara yang terkena pada saya sendiri. 

Tetapi sebagai umat ISLAM, kita harus saling ingat memperingati diantara satu sama lain. Semoga kita umat Islam akan terus mengungguli dunia InsyaALLAH. 

1. Jangan sengaja lewatkan solat. Perbuatan ini Allah tidak suka. Kalau tertidur lain cerita.. 
2. Jangan masuk ke bilik air tanpa memakai alas kaki (selipar). Takut kalau-kalau terbawa keluar najis,mengotori seluruh rumah kita. 
3. Jangan makan dan minum dalam bekas yang pecah atau sumbing. Makruh kerana ia membahayakan. 
4. Jangan biarkan pinggan mangkuk yang telah digunakan tidak berbasuh. Makruh dan mewarisi kepapaan. 
5. Jangan tidur selepas solat Subuh, nanti rezeki tertutup  (kerana berpagi-pagi itu membuka pintu berkat). 
6. Jangan makan tanpa membaca BISMILLAH dan doa makan. Nanti rezeki kita di kongsi syaitan. 
7. Jangan keluar rumah tanpa niat untuk membuat kebaikan. Takut-takut kita mati dalam perjalanan buat keburukan atau maksiat. 
8. Jangan pakai kasut atau selipar yang berlainan pasangan. Makruh dan mewarisi kepapaan. 
9. Jangan biarkan mata liar di perjalanan. Nanti hati kita gelap diselaputi dosa. 
10. Jangan bergaul bebas ditempat kerja. Banyak buruk dari baiknya. 
11. Jangan menangguh taubat bila berbuat dosa kerana mati boleh datang bila-bila masa. 
12. Jangan ego untuk meminta maaf pada ibu bapa dan sesama manusia kalau memang kita bersalah. 
13. Jangan mengumpat sesama rakan taulan. Nanti rosak persahabatan kita.
Hilang bahagia. 
14. Jangan lupa bergantung kepada ALLAH dalam setiap kerja kita. Nanti kita sombong apabila berjaya.Kalau gagal kecewa pula. 
15. Jangan bakhil untuk bersedekah. Sedekah itu memanjangkan umur dan memurahkan rezeki kita. 16. Jangan banyak ketawa. Nanti mati jiwa. 
17. Jangan biasakan berbohong, kerana ia adalah ciri-ciri munafik dan menghilangkan kasih orang kepada kita. 
18. Jangan suka menganiaya manusia atau haiwan. Doa makhluk yang teraniaya cepat dimakbulkan ALLAH. 
19. Jangan terlalu susah hati dengan urusan dunia. Akhirat itu lebih utama dan hidup di sana lebih lama dan kekal selamanya. 
20. Jangan mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata JANGAN. Sebab semuanya untuk keselamatan kita. ALLAH lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba ciptaannya.

15 Petunjuk Meneguhkan Iman

Saat ini kaum muslimin sedang dihadapkan pada persoalan besar, diantaranya syubhat, syahwat, penyimpangan faham keagamaan, perpecahan dan lain-lain. Cobaan-cobaan tersebut silih berganti menghempas, menggoyahkan dan menggerogoti iman. Tidak mustahil seorang muslim selanjutnya membelot, bahkan murtad dari keislamannya. Berikut adalah 15 petunjuk yang bersumber dari Al Qur'an dan Al Hadits yang dapat dijadikan sandaran dalam memelihara keteguhan iman kita. Bagian pertama dari dua tulisan.

1. Akrab dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur'an merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al Qur'an, niscaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah akan menyelamat-kannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur'an, niscaya Allah akan menunjukinya ke jalan yang benar.

Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa diturunkannya Al Qur'an secara berangsur-angsur adalah untuk meneguhkan hati para hambaNya, sebagaimana firman Allah tatkala mem-bantah tuduhan kaum kuffar, "Orang-orang kafir berkata: Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami mem-bacakannya secara tartil." (Al Furqan : 32)

Diantara alasan mengapa Al Qur'an sebagai sumber utama untuk mencapai tsabat, karena Al Qur'an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, diturunkan untuk menen-teramkan hati manusia dan sebagai benteng bagi orang mukmin dalam menghadapi hempasan fitnah. Al Qur'an juga membekali muslim dengan konsepsi serta nilai yang dijamin kebenarannya, sehingga dia mampu menilai sesuatu dan menimbang sesuatu secara proporsial dan benar.

2. Iltizam dengan Syari'at Islam

Allah berfirman: "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa : 66)

Jelas sekali, tidak mungkin kita mengharapkan orang-orang yang malas dan tidak melakukan amal shalih dapat memilikiketeguhan iman. Allah hanya akan menunjukkan kepada orang yang beriman dan mengamalkannya, jalan yang lurus.Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para shahabat senantiasa melakukan amal shalih dan menjaganya secara terus-menerus. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memelihara shalat dua belas raka'at (sunnat rawatib), niscaya ia dijamin masuk surga." (At Tirmidzi 2/273)

3. Mempelajari Kisah Para Nabi

Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, "Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu." (Hud : 120)

Mari kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam tatkala dilemparkan ke dalam api. Ibnu Abbas berkata: Ucapan terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalam api adalah, "Cukuplah Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung." (Al Fath : 29)

Seandainya Anda merenungi firman Allah di atas, tidakkah Anda merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda? Dalam kisa Musas Alaihis Salam, Allah berfirman: "Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah para pengikut Musa: Sesung-guhnya kita akan benar-benar tersusul. Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku bersama-ku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (Asy Syu'ara : 61-62)

Bila Anda bayangkan bahwa kisah tersebut terjadi di hadapan Anda, tidakkah Anda merasakan tsabat di dalam hati
Anda?

4. Berdoa

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran : 250)

Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan doa berikut ini, "Wahai Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu." (HR. At Tirmidzi)

5. Berdzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal : 45)

Dalam ayat tersebut Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Nabiyullah Yusuf Alaihis Salam pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat dengan dzikrullah saat dirayu oleh seorang perempuan cantik yang mempunyai kedudukan tinggi. Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang beriman.

6. Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al An'am: 153)

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan).

Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu, jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktek keberaga-maan kita? Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannya maje-muk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi'in dan para imam shalihin. Paham keagamaan inilah yang dalam termino-logi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih.

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan
bid'ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun.

7. Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam. Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja' (pengharapan) dan mahabbah (kecin-taan) kepada Allah serta untuk menghi-langkan kekeringan hati yang disebab-kan oleh jauhnya dari Al Qur'an dan Sunnah. Tarbiyah Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.

Tarbiyah Wa'iyah, yaitu pendidi-kan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar. Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan asal jalan.

Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannya terhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka ber-tambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah: Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus
yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang shalih. Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih." (QS. 27: 59)

Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya.

9. Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicari-kan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da'i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

10. Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahima-hullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad."

Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

11. Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidak berputus asa. Allah berfirman: "Dan berapa banyak nabi yang berperang
yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)

12. Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ." (Ali Imran: 196) "Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55) "Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap." (Al Isra': 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keiman-annya.

13. Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat.

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.

14. Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber
Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa yang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?

15. Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengemba-raan kaum muslimin. Orang yang meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: "Bersa-barlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga." (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih) Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita
khusnul khatimah. Amin.

15 Maksiat Yang Menurunkan Bala”

Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. rasulullah saw bersabda :”Apabila umat ku telah membuat lima belas perkara, maka bala pasti akan turun kepada mereka iaitu :

1. apabila harta negara hanya beredar pada orang-orang tertentu
2. apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan
3. zakat dijadikan hutang
4. suami memperturutkan kehendak isteri
5. anak derhaka terhadap ibunya;
6. sedangkan ia berbaik-baik dengan kawannya
7. ia suka menjauhkan diri daripada ayahnya
8. suara sudah ditinggikan di dalam masjid
9. yang menjadi ketua satu kaum adalah orang yang terhina di kalangan mereka
10. seseorang dimuliakan kerana ditakuti kejahatannya
11. khamar (arak) sudah diminum di merata tempat
12. kain sutera banyak dipakai (oleh kaum lelaki)
13. para artis-artis disanjung-sanjung
14. muzik banyak dimainkan
15. generasi akhir umat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat) Maka pada ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi atau pun mereka akan dirobah menjadi makhluk lain.” (Hadith riwayat Tirmizi)

Keterangan :
Dunia pada hari ini telah membuat segala apa yang telah disabdakan Rasulullah saw ini, cuma mungkin belum sampai ke peringkat akhir.

Kitab rujukan : 40 Hadith Peristiwa Akhir Zaman (Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi) terbitan Khazanah Banjariah


12 BARISAN DI AKHIRAT


Suatu ketika, Muaz b Jabal r.a mengadap Rasulullah SAW dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong huraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada sangkakala ditiup,maka kamu sekalian datang berbaris-baris" Surah an-Naba':18 Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata.Lalu menjawab: "Wahai Muaz, engkau telah bertanyakan kepada aku, perkara yang amat besar, bahawa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri...." Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut :-

BARISAN PERTAMA

Di iring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati jirannya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA

Diiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan solat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETIGA

Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEEMPAT

Diiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jualbeli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka..."

BARISAN KELIMA

Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEENAM

Diiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETUJUH

Diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KELAPAN

Diiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEMBILAN

Diiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEPULUH

Diiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEBELAS

Diiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA BELAS

Mereka diiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka,datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal salih dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan derhaka, mereka memelihara solat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga,mendapat keampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."

Jika engkau mahukan kemesraan dengan Allah, maka garanglah terhadap dirimu sendiri. Jika engkau merasakan manisnya berhubung dengan Allah, tahulah engkau betapa peritnya berpisah denganNya.....Wallahua'alam.
WASSALAM.